saat ku ungkap apa yang mengendap pada harapku atasmu
disitulah ku sertakan potongan-potongan angan dan ingin
namun sepertinya sudah tertiup angin
tak kau simpan?
padahal aku mengukirnya dengan debaran
sambil terbatuk-batuk menelan cermin hitam prinsip
yang tersenyum sinis menatapku
dan kini semua seakan menghina, mengejek, menghimpit kepalaku
bahkan sepi pun tertawa; ha..ha..ha.. kamu karam !
Itulah puisi yang kutulis setelah aku nembak seorang teman yang aku sukai, sebenarnya bukan nembak juga sih, mungkin lebih tepatnya kalo aku menyebutnya sebuah pengakuan hati, mengungkapkan apa yang aku rasakan, agar hatiku lega. Sehari dia hanya diam ternyata dia memikirkan jawaban atas pernyataanku itu, padahal aku tidak bertanya apa dia mau jadian sama aku.
Waktu itu aku memang sangat kacau, apalagi setelah bilang kalo aku suka dia. Rasanya malu, bukan mati yang aku ingin pada saat itu tapi enyah dari bumi, ditelan bumi hilang tak berbekas, moksa saja.
Tapi ternyata jawaban dari dia sungguh mengejutkan. Dia tanggapi kata 'suka' dan 'serius' itu dengan jawaban 'iya'
Duh senengnya gak karu-karuan sampe rasanya pengen nyebur ke laut aja saking gak ngerti harus percaya apa nggak. Dia yang pendiam tapi kadang gila juga kalo diajak bercanda bilang 'jadian' sama aku.
God, rasanya langit runtuh memelukku saat itu, semua yang kupandang terasa sangat indah. Maaf jika ini lebay, tapi memang begitu yang aku rasakan.
Dan selanjutnya kisah ini berujung pada seperti apa biar aku rahasiakan saja, atau akan aku kisahkan di entri yang akan datang, entahlah.
Bagiku yang ini cukup sekian.
No comments:
Post a Comment