Mengapa buru-buru hujan?
Sedang yang semalam masih di genggaman
Menelanjangi sedu sedan yang temaram
Dan aku menatapmu hujan
Dalam lelap kelelahan
Tak perlu kepura-puraan
Aku hafal senyum itu, senyum kebingungan
Sudah jangan kau risaukan
Kemerahan senja tanpa kemarahan
Pasti akan datang
Iya aku paham yang kau maksudkan
Tanpa perlu kau katakan spasi dua spasi
Karena aku selalu menatapmu hujan
Hujan di genggaman
Aku yang menciptakan
18:07
Semarang, 14 September 2014