Monolog Tak Terdengar

Monolog Tak Terdengar
Biarkan skizofrenia menjamah mewarnai mozaik-mozaik hidupku

Friday, August 18, 2017

Aku Saat Ini


Hidup ini sepi sekali Tuhan? Tidakkah aku masih memiliki kisahku sendiri untuk bisa aku tulis. Terkadang aku lelah membaca kisah-kisah orang lain. Tapi jika yang kumiliki hanya terus-terusan rasa sepi dengan hari yang tiap harinya sama. Apa bedanya aku dengan mayat? Tak memiliki jalan keluar dari kebuntuanku sendiri. Tak mampu memiliki kertas baru dalam lembaran-lembaranku. Tiap hari adalah kertas yang sama. Lalu apa yang harus kutulis jika semua seragam?

Sungguh aku lelah Tuhan. Tak ada bedanya aku dari orang mati. Tak lagi memiliki arti tak lagi memiliki guna. Bagi siapapun.

Betapa menyedihkannya hidup semacam ini. Hilang dari orang-orang. Hilang dari hiruk pikuk manusia yang dulu pernah aku kenal. Masa-masa itu. Aku sebenarnya rindu. Masa saat tak ada sedetikpun waktu untuk aku bisa berpikir bahwa hidup ini sepi. Bahkan tak pernah terpikirkan aku akan mengalami masa sesepi ini. Aku harus mengalami masa dengan kesendirian yang sangat panjang. Masa dimana aku menjadi manusia yang tak memiliki arti dan guna sedikitpun bagi orang lain bahkan untuk diri sendiri sekalipun. Masa aku benar-benar menjadi sang pecundang. Sepi dan suwung.

Entah kapan aku akan keluar dari kebuntuanku sendiri. Entah kapan.

Tuhan, tolong kasihanilah aku.