Beranjak
kau pergi tinggalkan masa-masa bersama
Kau
pergi berlari sesaat tinggalkan semua
Kawan
perjalananmu akan sepi tanpa kawan
Langkahkan
lah perlahan
Raihlah
mimpimu dan rebut kemenangan
Aku
tak akan pernah terhenti
Tuk
terus semangati diri
Tetaplah
berjalan dan tetaplah perlahan
Ku
akan terus menunggumu
Hingga
semua kan seperti dulu
Selamanya
kawan*
*Selamanya
Kawan lagu After School Before Sunset
Ada
satu masa dimana semua yang selalu bersama tidak lagi bersama. Mencari jalan
masing-masing atau harus berpisah karena suatu keadaan. Mungkin begitulah yang
menggambarkan keadaan sekarang ini. Aku merindukan kalian, kawan-kawan
seperjuanganku.
Mengingat
kita sekarang harus mencari jalan masing-masing, mencari kesuksesan kita
masing-masing. Aku hanya berharap semoga kalian tidak melupakan semua yang
pernah kita lewati bersama. Malam-malam gila yang melelahkan, begadang main
poker disela-sela tugas mengerjakan pembuatan video KKL. Tertawa bersama sampai
perut benar-benar kaku, di malam-malam saat kalian berjoget di stand gila Bulan
Pahlawan. Atau juga saat kita menghadapi masalah-masalah pelik. Tawa canda yang
tak kan pernah terlupa. Semoga kalian masih menyimpan kenangan tersebut dalam
ingatan kalian dengan baik. Masa-masa yang membuat masing-masing dari kita
menjadi lebih dewasa dan semakin dewasa.
Jika
terlupa, maka ingatlah kembali kawan. Ingatlah kita pernah bersama menempuh
perjalanan-perjalanan yang jauh menjelajahi tempat-tempat yang belum pernah
sama sekali kita datangi. Ingatlah kita pernah bersama-sama bercanda dalam
perjalanan tersebut, kita pernah kedinginan karena kehujanan bersama. Ingatlah
kita pernah berebut jas hujan bersama, sampai-sampai aku harus membeli jas
hujan baru di Wonosobo. Ingatlah juga saat kita tertidur di kursi taman depan
Grand Mall Solo. Atau makan nasi kuning di pinggir alun-alun Blora. Ingatlah
itu kawan, kita pernah merasakan itu semua bersama. Merasakan pantat-pantat
kita panas karena menempel di atas motor dari Semarang melintasi Bali hingga
keliling Pulau Lombok. Sungguh petualangan yang tak pernah kulupakan. Ingatlah
bahwa kita sudah seperti saudara saat kita pergi pada suatu tempat dan kita
pasti memiliki tempat berteduh atau sekedar makan gratis. Ingatlah kawan The
Rampoxs J
Ingatlah
juga saat menangis dan tertawaku menjadi satu dalam suatu keadaan yang sangat
ingin aku skip dari sejarah kehidupanku. Tapi kalian jelas merekam semua itu
dalam ingatan kalian masing-masing, jadi pahit manis semuanya akan tetap aku
kenang dan tak mungkin bisa satu pun ku hapus. Bagiku semua yang pahit dulu,
saat ini sudah menjadi cerita lucu walau juga memalukan. Ingatlah kalian kawan
saat bercanda kalian sudah sangat keterlaluan, tapi aku tidak akan marah.
Karena bully tanda sayang, iya kan kawan? Jadi, meskipun aku pernah sampai akan
dipenjarakan oleh suatu kekonyolan, disitu kalian yang akan merubah tangis
sedihku menjadi tangis haru biru bahagia. Dengan cara kalian masing-masing. Aku
bersyukur memiliki kalian kawan, dan semoga juga sebaliknya. Terima kasih atas
masa yang penuh bahagia, tawa maupun air mata akan menjadi kenangan yang
membuatku kaya.
Ingatlah
kawan, saat aku benar-benar terbuang karena satu kekonyolan yang dinamakan
cinta. Saat aku benar-benar jatuh, selalu ada kalian yang rela mengajakku
berdiri walau sambil memarahiku karena kebodohanku sendiri. Aku bersyukur atas
itu semua, kalian kawanku, sahabatku, mBolank J
Semoga
kalian tak pernah melupakan semua itu. Masa dimana kita pernah bersama-sama
tidur dalam satu kamar yang sempit, karena kelelahan begadang membuat video
KKL. Walau aku selalu menjadi cewek satu-satunya. Tapi tak menjadi penghalang
kebersamaan kita kawan. Sampai perut terasa kembung dan paginya tetap harus
bangun dengan badan yang remuk, ditambah ternyata video kita tidak dapat
diputar. Disitu kita pernah sama-sama merasa tertusuk, merasa wajah tertampar
oleh segala orang yang telah mengamanati kita tugas tersebut. Tetapi dengan
rangkulan tangan kita masing-masing, kita berdiri bersama. Kita bersama
menghalau galau dan berjanji bahwa suatu hari kesalahan tersebut akan kita
tebus. Itu semua menjadi pelajaran yang sangat penting bagi kita.
Semua
malam-malam yang pernah kita lewati dengan begadang bersama sampai pagi, masih
tersimpan baik dalam stand-stand Bulan Pahlawan yang kita isi dengan canda tawa
canda tawa dan begitu seterusnya. Dalam embun pagi yang menempel di rumput.
Juga dalam lingkar bulan yang diarak awan-awan malam. Indah dalam bingkai
ingatan. Ingatlah juga kawan, saat rapat-rapat membosankan mengembungkan
perutku karena harus duduk di lantai yang dingin hingga malam menghampiri dini
hari. Tapi ingatlah juga, saat kita berangkulan dan berjingkrak bersama hingga
keringat yang mengucur menjadi satu. Bernyanyi hingga parau. Kita pernah
merasakan semua itu kawan.
Mengingat
kalian yang sampai dengan rajinnya memaksaku makan, menyeretku menaiki motor,
kita bertiga melaju. Tak peduli orang-orang yang melihat akan mengatakan
cabe-cabean, kita hanya tertawa. Buat kalian yang penting aku tidak lupa makan,
mengajakku ke warung, agar asam lambungku yang biasanya naik tidak lagi naik.
Kalian yang mengajarkanku serunya ruang karaoke, kalian yang mengajarkanku
bahwa aku juga bisa berteman dekat dengan kawan-kawan sesama cewek. Dan kalian
yang juga sering menyeretku menggosipkan segala hal tentang orang lain.
Meskipun aku lebih sering hanya mendengarkan, tapi kalian yang mengajarkanku
tentang banyak hal membuatku mengerti hidup tak hanya tentang hitam dan putih
saja. Kalian yang menganggapku ada, memberikanku tempat diantara kalian. Kalian
yang membelaku dan bersama menghadapi berbagai picik pandangan orang lain.
Ingatlah kalian, Cocomers J
Ingatlah
juga kawan, kalian yang pernah satu piring denganku. Kita masak bersama, lalu
dengan tawa kita makan bersama. Kesederhanaan yang tak pernah ternilai dengan
apapun. Meskipun lauk yang ada hanya ala kadarnya tapi tangan-tangan yang
saling mengambil bersama menjadi penikmat yang kenangannya sampai sekarang
masih sangat ingin bisa aku ulangi.
Ingatlah
kalian yang pernah satu ruang denganku, bahkan duduk disampingku. Yang pernah
aku coreti tangannya, karena bosan mendengarkan dosen memberikan materi Sejarah
yang kalian balas dengan menguap. Atau terfoto wajahnya saat ketahuan tertidur.
Yang membalas keusilanku dengan menyembunyikan sepatuku dilemari depan, atau
buku binderku dibawah bangku, atau malah tasku yang kalian masukan ke dalam tas
kawan yang lain. Ingatkah itu kawan? Semua itu masih terekam baik dalam
ingatanku, bahkan dalam buku binderku pun masih banyak coretan-coretan usil
kalian.
Aku
akan mengenang semuanya baik-baik, kalian yang pernah akrab, kalian yang pernah
mesra. Semoga tak akan pernah terlupa akan kebersamaan kita. Dan jika
keberuntungan masih berada di pihakku aku juga berharap semoga kita bisa
mengualangi semua itu dengan kebersamaan yang jauh lebih indah lagi. Semoga
kita bisa menemukan kesuksesan kita masing-masing. Pada akhirnya kalian yang
tidak mampu aku sebutkan satu per satu, semoga kalian selalu mengenang semuanya
dengan baik.
Batang, 25 November 2015