Monolog Tak Terdengar

Monolog Tak Terdengar
Biarkan skizofrenia menjamah mewarnai mozaik-mozaik hidupku

Wednesday, April 2, 2014

Pesugihan Di Gunung Kemukus


Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah kawasan itu dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya, namun juga untuk berziarah dan ritual pesugihan. Pelaksanaan ritual bisa dilaksanakan setiap hari. Namun, terdapat hari-hari tertentu yang dipercaya membawa berkah tersendiri. Misalnya, saat malam Jumat Pon dan malam Satu Suro.

Ritual mesum ini banyak dilakukan oleh orang-orang yang mencari jalan pintas untuk menjadi kaya. Di gunung ini, ratusan warga dari berbagai wilayah di Jawa terutama datang berduyun-duyun ke Gunung Kemukus ini. Mereka bertujuan untuk mencari pasangan melakukan ritual pesugihan itu. Bagaimana sebenarnya ritual ini bisa menjadi semacam tata cara dan menjadi semacam tradisi yang sesat?

Tempat ritual ini berada di Gunung Kemukus tepatnya terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen, 30 km sebelah utara Kota Solo. Untuk mencapai daerah ini tidak terlalu sulit, dari Solo bisa naik bus jurusan Purwodadi dan turun di Belawan, dari situ di sebelah kiri jalan akan ditemukan pintu gerbang yang bertuliskan “Daerah Wisata Gunung Kemukus”, dari gerbang tersebut kita bisa naik ojek atau berjalan kaki menuju tempat penyeberangan dengan perahu.

Gunung Kemukus identik sebagai kawasan wisata seks karena di tempat ini orang bisa sesuka hati mengkonsumsi seks bebas dengan alasan untuk menjalani laku ritual ziarahnya, itulah syarat kalau mereka ingin kaya dan berhasil.

Lokasi utama yang dituju para peziarah adalah makam Pangeran Samudro dan para pengawalnya. Ada beberapa versi tentang mitos Pangeran Samodro ini yang masing-masing mempunyai kepentingan sebagai alasan pembenar dalam mencapai tujuan, yaitu versi pemerintah daerah setempat, versi peziarah dan versi penduduk setempat. Berdasarkan pertimbangan bahwa versi pemerintah daerah setempat tersebut sering dimuati unsur politis, maka hanya akan dikemukakan secara ringkas versi peziarah dan versi penduduk setempat saja.

Objek Wisata Ziarah Makam Pangeran Samudro yang lebih dikenal dengan sebutan Gunung Kemukus, selalu menarik untuk diulas. Hal yang menjadikan objek wisata ini menarik adalah pandangan pro dan kontra tentang Makam Pangeran Samudro itu sendiri dan kisah yang beredar di tengah masyarakat. Ada 2 (dua) paradigma yang berkembang di tengah-tengah masyarakat tentang Makam Pangeran Samudro atau Gunung Kemukus. Pertama, adanya keyakinan di sebagian masyarakat bahwa apabila ingin mendapat berkah atau permohonannya terkabul, maka orang yang datang ke Makam Pangeran Samudro harus melakukan ritual berhubungan intim dengan lawan jenis yang bukan suami atau istrinya selama 7 kali dalam satu lapan atau 35 hari.

Paradigma negatif ini perlu diluruskan agar para peziarah tidak terjebak dalam paradigma dan kepercayaan yang keliru. Setiap peziarah atau pengunjung yang menginginkan permohonan atau keinginannya terkabul haruslah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan berdoa dan berusaha di jalan yang benar. Singkatnya, paradigma negatif yang berkembang di tengah masyarakat tersebut tidak benar adanya. Kedua, berziarah ke Makam Pangeran Samudro atau Gunung Kemukus adalah suatu kegiatan ritual yang mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang diziarahi. Dengan berziarah di tempat tersebut, manusia diharapkan untuk selalu ingat akan kematian sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang diziarahi.

Secara administratif, Obyek Wisata Gunung Kemukus terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Secara geografis, Objek Wisata Gunung Kemukus terletak sekitar ± 29 km di sebelah utara Kota Solo. Dari Sragen sekitar 34km ke arah utara. Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dari kota Sragen dapat ditempuh selama ± 45 menit dengan kendaraan bermotor melewati jalan Sragen - Pungkruk/Sidoharjo - Tanon - Sumberlawang/Gemolong - Gunung Kemukus.

Mitos Versi Peziarah

Ketika kerajaan Majapahit runtuh pada tahun 1478, berdirilah kerajaan Demak dengan seorang raja bernama Raden Patah. Raden Patah mempunyai putra bernama Pangeran Samodro yang berperilaku tidak terhormat karena dia jatuh cinta kepada ibunya, yaitu R.A. Ontrowulan. Ternyata cintanya itu diterima oleh ibunya. Ketika Raden Patah mengetahui hubungan mereka, Pangeran Samodro dicari dan diburu sampai di Gunung Kemukus.

Sementara itu, R.A. Ontrowulan menjadi gila kepada anaknya sendiri, karenanya ia meninggalkan Demak untuk mencari anaknya itu. Kemudian terjadilah suatu pertemuan yang menyedihkan, dan mereka melakukan hubungan badan yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang ibu dengan anaknya. Selanjutnya datanglah utusan Raden Patah yang hendak membunuh Pangeran Samodro. Lalu dia bunuhlah Pangeran Samodro itu. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Pangeran Samodro berucap: “Bagi siapa saja yang mempunyai keinginan atau cita-cita, untuk mendapatkannya harus dengan sungguh-sungguh, mantap, teguh pendirian, dan dengan hati yang suci. Jangan tergoda apa pun, harus terpusat pada yang dituju atau yang diinginkan. Dekatkan dengan apa yang menjadi kesenangannya, seperti akan mengunjungi yang diidamkan (dhemenane)”.

Mitos Versi Penduduk Asli Daerah Setempat

Pangeran Samodro adalah putra tertua istri resmi Prabu Brawijoyo dari kerajaan Majapahit. Ketika menginjak dewasa, untuk mengumpulkan pengalaman yang akan berguna di kemudian hari, ia dilepas ke dunia luar. Beberapa tahun kemudian, Pangeran Samodro kembali ke istana dan ia jatuh cinta kepada salah seorang selir ayahnya yang bernama R.A. Ontrowulan. Cintanya itu diterima. Ketika Prabu Brawijoyo mengetahuinya, beliau sangat marah dan mengusir mereka berdua. Kemudian menetaplah mereka di Gunung Kemukus sebagai suami-istri dengan bahagia.

Sebelum menetap di Gunung Kemukus, mereka mengembara ke daerah yang kini menjadi Kecamatan Sumber Lawang. Suatu tempat perhentian yang sangat disenangi oleh R.A. Ontrowulan adalah sebuah sumber air di kaki gunung yang saat ini dikenal sebagai Sendang Ontrowulan. Di sendang itu pula ia sering duduk dekat pohon jati dan bermeditasi sepanjang hari. Konon, sendang itu dibuatnya dengan menancapkan sebatang tongkat ke dalam tanah. Dan pohon-pohon besar yang menjadi hutan lebat di sekelilingnya berasal dari bunga-bunga pengikat rambut yang jatuh ketika R.A. Ontrowulan menggoyangkan rambutnya yang panjang. Pada suatu waktu, ketika R.A. Ontrowulan pergi bermeditasi di sebuah tempat yang jauh dan untuk waktu yang lama, Pangeran Samodro jatuh sakit dan meninggal dunia.

Oleh penduduk desa Blorong, jenazahnya dimandikan di Sendang dan dimakamkan. R.A. Ontrowulan tidak mengetahui kejadian itu. Ketika kembali, ia mandi di Sendang dan langsung pergi ke puncak Gunung Kemukus untuk bertemu dengan suami tercinta. Namun yang dijumpainya adalah orang-orang desa yang baru saja menguburkan suaminya. Dia sangat sedihlah mengetahui kenyataan tersebut, dan ia pun meninggal di tempat itu. Kemudian walaupun sudah larut malam dibuatnyalah makam untuknya.

Pada suatu hari, beberapa tahun setelah meninggalnya Pangeran Samodro dan R.A. Ontrowulan, Pangeran Samodro menampakkan diri dalam penglihatan orang tertua di desa. Pangeran Samodro berpesan pada orang tua itu bahwa ia akan memenuhi keinginan setiap orang yang datang ke makamnya dengan membawa bunga, dengan syarat bahwa orang yang datang itu harus memberi kesan telah mempunyai pasangan.

Demikianlah mitos Pangeran Samodro dari dua versi yang berbeda, yang rupanya ditafsirkan secara berbeda pula. Menurut keyakinan para peziarah, Pangeran Samodro adalah orang yang sering bertapa dan mempunyai kekuatan sangat besar. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan, Pangeran Samodro menginginkan agar para peziarah datang sebanyak tujuh kali dalam waktu peziarahan dan melakukan hubungan seks dengan orang yang bukan pasangan resmi.

Jumlah tujuh kali didasarkan pada pengalaman bahwa jumlah tersebut membawa hasil atau rejeki tersendiri. Sedangkan hubungan seks dengan ‘orang yang bukan pasangan resmi’ adalah penafsiran dari kata dhemenane yang ditafsirkan oleh peziarah sebagai kata dhemenan yang berarti ‘pacar gelap’, yaitu laki-laki atau perempuan lain yang bukan suami atau istri.

Adapun dalam penafsiran versi penduduk setempat, walau pun ada persamaan namun sangat berbeda dalam bagian akhir dari cerita mitos tersebut. Pangeran Samodro memang memberi syarat harus adanya pasangan, tetapi tidak mensyaratkan adanya hubungan seks. Hal tersebut dianggap tidak begitu penting dan dapat dilakukan dengan aman di rumah saja. Penduduk setempat yang datang berziarah umumnya membawa pasangan resminya sendiri. Jadi bagi yang berminat mengikuti ritual di Gunung Kemukus tinggal pilih saja, mau mengikuti versi yang mana.

Kisah mengenai Pangeran Samudro tersebut memiliki banyak tafsiran. Kisah lainnya menyebutkan bahwa Pangeran Samudro adalah seorang pangeran dari Kerajaan Majapahit. Tapi ada pula yang menyebut dia dari zaman Pajang. Dia jatuh cinta kepada ibu tirinya, Dewi Ontrowulan. Ayahnya yang mengetahui hubungan anak-ibu itu menjadi murka. Pangeran Samudro lantas diusir. Dalam kenastapaannya, dia mencoba melupakan kesedihannya dengan melanglang buana. Akhirnya ia sampai ke Gunung Kemukus.

Tak lama kemudian, sang ibu menyusul anaknya ke Gunung Kemukus untuk melepaskan kerinduan. Namun celakanya, sebelum sempat berhubungan badan, penduduk sekitar memergokinya. Keduanya dirajam beramai-ramai hingga akhirnya tewas. Keduanya kemudian dikuburkan dalam satu liang lahat di gunung itu. Tapi menurut cerita, sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir Pangeran Samudro sempat meninggalkan sebuah pesan. Ia berujar, "Siapa saja yang dapat melanjutkan hubungan suami-istrinya yang tidak sempat terlaksana itu akan terkabul semua permintaannya".

Ada pula yang meyakini kuburan itu adalah milik Syeikh Siti Djenar. Dia dihukum para wali karena dianggap menyebarkan ajaran sesat. Menurut KRHT Kresno Handayaningrat, tokoh budaya setempat, Syeikh Siti Djenar dieksekusi di tempat tersebut.

Memang, tak ada catatan sejarah mengenai sosok Pangeran Samudro. Namun, mitos telah telanjur berkembang. Orang yang mengunjungi makam Sang Pangeran dipercaya memperoleh berkah, berupa jabatan dan harta kekayaan.

Tentu saja menjalankan ritual pesugihan di tempat itu adalah hak masing-masing peziarah. Sayangnya, ritual itu kemudian berkembang dengan bumbu seks bebas yang dilakoni sebagian peziarah. Lagi-lagi kegiatan menyimpang tersebut dipengaruhi mitos. Pangeran Samudero juga berbuat yang sama dengan ibu tirinya di sana.

Ketika malam Jumat Pon, para peziarah bersiap untuk melakukan ritual pesugihan di Makam Pangeran Samudro. Sebelum memasuki arel makam, para peziarah harus mengunjungi Sendang Ontrowulan dan Sendang Taruno. Di sana, mereka membersihkan diri, seperti yang dilakukan Dewi Ontrowulan ketika akan menemui Pangeran Samudro.

Jika pembersihan diri telah dilaksanakan, para penziarah menemui kuncen Sendang. Mereka meminta restu dan mengutarakan permintaan sebelum mendatangi makam. Saat itu, sebagian peziarah membawa pasangan di luar nikah. Kelak, beberapa pasangan dadakan tersebut akan berhubungan seks yang dipercaya sebagai prasyarat ritual.

Menurut juru kunci atau kuncen senior makam tersebut bahwa tidak ada syarat tertentu hanya membawa bunga. Dengan panduan juru kunci mereka berdoa. Melakukan tawassul atau tahlil supaya mendapatkan barokah.

Lalu para peziarah pun melaksanakan ritual di makam Pangeran Samudro. Tidak ada panduan resmi, bagaimana ritual harus dilakukan. Yang jelas, para peziarah harus menyampaikan maksud kedatangan dan mengutarakan permintaan yang diinginkan. Tentu saja, tidak semua peziarah melakukan seks bebas usai melakukan ritual di makam Sang Pangeran. Namun, tak sedikit diantara mereka melakukan hal itu.

Bagi peziarah yang percaya harus melakukan seks bebas di sekitar komplek makam, tersedia kamar-kamar yang disewakan. Jika kebetulan tidak mempunyai pasangan dadakan, para penyedia jasa penyewaan kamar juga menyediakan wanita teman kencan.

Mitos tentang seks bebas sebagai prasyarat pesugihan di Gunung Kemukus akhirnya menyuburkan prostitusi. Para pekerja seks komersial menjadi teman kencan bagi para penziarah yang tidak mempunyai pasangan. Tak ada yang melarang aktivitas seks atau sekedar minum minuman keras dan berjudi di sana. Meskipun ada plang larangan judi, asusila, dan minum, namun rupanya hal tersebut tidak berpengaruh.

Masyarakat di sana juga tidak merasa terganggu. Apalagi, mereka mendapatkan uang dari aktivitas itu. Pendapatan masyarakat dari sewa dan menjual makanan di daerah tersebut cukup membuat kehidupan masyarakat di sekitar Gunung Kemukus menjadi sejahtera. Dari situlah mereka mendapatkan penghidupan untuk sehari-hari.

Prostitusi sebagai dampak mitos ritual seks bebas di Gunung Kemukus sebenarnya telah disadari pemerintah dan kepolisian Sragen. Namun, sejauh ini kedua instansi tak berdaya karena keuntungan ekonomis dari kegiatan tersebut telah menjadi sumber pendapatan warga sekitar.

Bagaimanapun kisahnya, yang dinamakan pesugihan adalah sesuatu yang tidak baik, apalagi dengan melakukan seks bebas. Mencari harta dengan jalan pintas yang sudah jelas dilarang oleh agama meskipun dengan selubung sejarah masa lalu tetap saja tidak dapat dibenarkan. Kepercayaan masyarakat yang seperti itu sungguh tidak dapat dibenarkan dalam sudut pandang agama maupun asusila.

Sejarah yang seharusnya dapat menjadi pelajaran bagi kehidupan sekarang malah diselewengkan menjadi tradisi yang merusak moral. Ironisnya pemerintah yang seharusnya dapat mengatasi penyimpangan tersebut malah tidak mampu berbuat banyak. Tindakan yang dilarang oleh agama seolah mampu dikaburkan oleh ulasan sejarah yang tidak mampu membawa ke dalam kebaikan namun malah semakin merusak moral.

Sebagai genarasi yang dibekali aturan dan agama, jelas paham mengenai pelajaran dari kisah Pangeran Samodra tersebut. Yang mana yang seharusnya diteladani dan yang mana yang tidak pantas untuk diteladani. Dari kisah tersebut seharusnya dapat dipahami bahwa perselingkuhan itu bukan tindakan yang baik dan tidak pantas dilakukan bahkan oleh ibu dan anak. Namun sangat disayangkan hal tersebut malah menjadi kisah yang diselewengkan dan dibuat-buat untuk mengambil keuntungan pribadi.


Sebagai manusia yang memiliki agama dan mengerti mengenai hakekat kesusilaan yang baik, tidak selayaknya meminta pada yang selain Tuhan Yang Maha Esa, meminta rezki pertolongan dan sebagainya pada hal yang tidak jelas tersebut adalah musyrik dan sangat tidak disukai Tuhan. Ditambah dengan melakukan hubungan seks bebas atau zina, tentu hal tersebut sangat dilarang oleh agama.


3 comments:

  1. بسم الله الحمن الرحيم

    TERIMAKASIH KPD MBAH RUDUMAN YG TELAH MEMBANTU KAMI SEKELUARGA. ATAS BANTUAN PESUGIHAN 3HARI DARI MBAH RUDUMAN SEKARANG HIDUP KAMI SUDAH BERUBAH YG DULUNYA SUSAH TERLILIT HUTANG.
    SEKARANG KAMI SUDAH BISA MELUNASI SEMUA HUTANG-HUTANG KAMI DI BANK BRI YG JUMLAHNYA 750JT DAN SISANYA AKAN KAMI BELIKAN RUMAH,MOBIL DAN MODAL USAHA.
    TEMAN-TEMAN YG DALAM KESULITAN HUB MBAH RUDUMAN DI NOMOR 085394473161
    RITUAL INI AMAN TANPA TUMBAL SUMPAH DEMI ALLAH SAYA SUDAH MEMBUKTIKANNYA.
    KAMI SEKELUARGA MENUCAPKAN BANYAK TERIMAKASIH KPD MBAH RUDUMAN.

    ReplyDelete
  2. KENAPA BLOGKU ISINYA KAYA GITU SEMUA KOMENTARNYA

    ReplyDelete
  3. KISAH NYATA,
    Aslamu alaikum wr wb..Allahu Akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
    Bismillahirrahamaninrahim,,senang sekali saya bisa menulis dan berbagi kepada teman2 melalui room ini, sebelumnya dulu saya adalah seorang pengusaha dibidang property rumah dan mencapai kesuksesan yang luar biasa, mobil rumah dan fasilitas lain sudah saya miliki, namun namanya cobaan saya sangat percaya kepada semua orang, hingga suaatu hari saya ditipu dengan teman saya sendiri dan membawa semua yng saya punya, akhirnya saya menaggung utang ke pelanggan saya totalnya 470 juta dan di bank totalnya 800 juta , saya stress dan hamper bunuh diri anak saya 2 masih sekolah di smp dan sma, istri saya pergi entah kemana dan meninggalkan saya dan anak anak ditengah tagihan utang yg menumpuk, demi makan sehari hari saya terpaksa jual nasi bungkus keliling dan kue, ditengah himpitan ekonomi seperti ini saya bertemu dengan seorang teman dan bercerita kepadanya, Alhamdulilah beliau memberikan saran kepada saya, dulu katanya dia juga seperti saya stelah dibantu Mbah jenggot Akhirnya hidupnya kembali sukses, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama satu minggu saya berpikir dan melihat langsung hasilnya, saya akhirnya menghubungi MBAH JENGGOT di No 085-298-880-302. Semua petunjuk MBAH saya ikuti dan hanya 3 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah Demi AllAH dan anak saya, akhirnya 5M yang saya minta benar benar ada di tangan saya, semua utang saya lunas dan sisanya buat modal usaha,
    terimaksih MBAH JENGGOT saya tidak akan melupakan jasa MBAH. JIKA TEMAN TEMAN BERMINAT, YAKIN DAN PERCAYA INSYA ALLAH, SAYA SUDAH BUKTIKAN DEMI ALLAH SILAHKAN HUB MBAH JENGGOT DI 085-298-880-302. (TANPA TUMBAL/AMAN).

    ReplyDelete