Sudah sejak kapan aku ngetik sms tanpa ada yang kukirim sama sekali, akupun sudah lupa tepatnya. Hanya untuk sebatas melegakan hatiku saja. Sambil setelah itu kubayangkan kamu membaca sms ini, lalu kureka-reka juga reaksimu setelah itu. Aku memang tak pernah punya nyali lagi untuk mengirimimu sms. Bagiku aku sudah tak lagi punya muka untuk itu. "Huft..." kuhela nafas demi sedikit melegakan rongga dadaku yang selama ini begitu sesak oleh rasa sakit.
Jika hatiku yang hancur berkeping-keping, setiap harinya ribuan kali juga tak apa buatku, tetap aku akan dengan mudahnya memungutinya sendiri satu persatu, kutata hingga terbentuk kembali. Tapi ini yang hancur adalah harga diriku, rasanya bahkan untuk berdiri pun aku lupa caranya.
Kuabaikan sebaris nama yang muncul berkedip-kedip dilayar HP yang juga ikut tergeletak disampingku. Semua perasaan sakit itu memapras habis gairahku untuk hidup. Lalu kututupi mukaku dengan bantal, berharap dengan begitu aku bisa mati saja.
Tapi kurasa tidak.
Semarang, 18 September 2013
No comments:
Post a Comment