Memandang ke arah lain,
diantara rerumputan yang tak pernah kau warnai hijau
dan kau selalu abu-abu diantara diam mu
Disitulah aku selalu mencintaimu
Iya . . . .
Aku jatuh cinta pada rayuan diam mu
sejak dulu
Hingga tiap selaksa langit menggelar jubah hitamnya
Yang bermanik bintang gemintang
Membentuk wajah seseorang, rayuku dalam racau didepanmu
Namun sungguh itu bukan sekedar ilusi tak tahu diri
Hingga detik ini
Jika menengadah muka pada langit yang ramai oleh bintang
pasti kamu selalu diantara itu
Meski raut mukaku sudah berganti ribuan kali
namun kamu tetap mengendap di hati
Kapan memudar??
Sungguh hanya itu yang kutunggu
(B)
yg punya blog ini kabarnya gimana?
ReplyDeleteBaik aja alhamdulillah, ini siapa?
Delete