Kulihat kau begitu kalut
Lalu kudengar kau mengutuk kabut
Gelap merambat lembut
Nyala matamu lalu terenggut
Kenapa sayang?
Sini duduk cerita
Jangan terus kau peluk diam
Karena kau jelas tahu
Diammu adalah suwung malam-malamku
Dan murammu meramu pilu untukku
Memadamkan juga nyala mataku
Sinilah sayang
Sedih jangan kau timang
Buang
Buanglah yang jauh
Biar lekuk sabit bibirmu kembali utuh
Biar gelak tawamu yang lucu kembali utuh
Sragen, 11 Maret 2017
Pagi tadi masih kau cumbu tawa
Dalam malam kenapa kau biarkan sirna?
hemb
ReplyDelete